Dalam sebuah konsep atau teori tentang penerjemahan kadang akan dapat dengan mudah dipahami dan dikuasai, namun pada prakteknya atau pada saat proses penerjemahan tersebut berlangsung, seorang penerjemah terkadang mengalami kesulitan dalam pengaplikasiannya sehingga hasil terjemahan tersebut bisa diteliti dengan baik. Kadangkala suatu konsep bisa saja dengan mudah dideskripsikan dalam uraian atau teori. Akan tetapi, bila sudah berada dalam tataran praktek, mungkin sekali konsep-konsep ini akan sulit dibedakan atau bahkan dikenali secara jelas. Dalam konteks inilah penelitian tentang penerjemah dan terjemahan dilakukan baik berupa pencarian proses penerjemahan yang dilakukan seorang penerjemah dan apakah sudah linier atau bahkan tidak teratur.
Selain penelitian tentang proses dan hasil terjemahan, masih ada dua hal lagi yang bisa diteliti yaitu (1) penelitian tentang pengajaran terjemahan, dan (2) penelitian yang menggunakan terjemahan sebagai alatnya. Sedangkan pendekatan yang dibutuhkan dalam penelitian tentang terjemahan adalah kualitatif dan kuantitatif, tergantung pada tujuan penelitiannya. Apabila ingin mencari korelasi antara pengalaman penerjemahan seorang penerjemah dengan kualitas atau jenis kesalahan penerjemahan, maka dibutuhkan metode kuantitatif. Selain itu, metode ini juga sangat tepat digunakan dalam penelitian dalam lingkup pengajaran terjemahan, misalnya dari kecerdasan mereka terhadap kualitas atau kesalahan terjemahan. Sedangkan metode berikutnya digunakan apabila penelitian tersebut berisi tentang kesalahan penerjemahan, prosedur dan lain-lain, maka lebih tepat digunakan metode kualitatif.
Untuk melakukan sebuah penelitian tentang penerjemah dan terjemahan, seseorang harus terlebih dahulu menguasai tentang, bahasa sumber dan bahasa sasaran, teori penerjemahan, dan bidang ilmu yang diterjemahkan. Jadi mereka itu bisa saja: (a) biro penerjemahan yang ingin meneliti kualitas dari hasil terjemahan, (b) penerbit karya terjemahan, misalnya ingin meneliti karya-karya terbitannya, (c) klien terjemahan, (d) kritikus, ilmuan atau pemerhati masalah terjemahan dalam hal ini bisa dosen, mahasiswa ataupun peneliti.
Seorang penerjemah yang baik harus mampu menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan tidak meninggalkan pesan yang dimaksud. Dia harus menjaga ekuivalensi baik leksikal maupun gramatikal bahasa yang diterjemahkan dan memperhatikan unsur kesepadanan. Selain itu seorang penerjemah juga harus menguasai teori penerjemahan, metode, teknik, budaya, permasalahan/bidang ilmu teks yang diterjemahkan, dan berbagai hal penting lain yang mendukung kualitas suatu penerjemahan yang baik.
Namun pada kenyataannya masih saja terdapat kesulitan-kesulitan yang dihadapi seorang penerjemah, salah satunya adalah ketidakmampuan penerapan konsep atau teori penerjemahan pada saat pengaplikasian atau pada saat proses penerjemahan tersebut berlangsung. Dengan demikian, hasil terjemahan seorang penerjemah kurang atau bahkan tidak sesuai dengan bahasa sumber.
Maka dari itu, penelitian terjemahan tetap bisa dilakukan untuk mencari metode atau teknik apa yang dipakai oleh seorang penerjemah. Lalu apakah sesuai atau tidak metode atau teknik penerjemahn itu diterapkan dalam hasil terjemahan.lalu. Dan apakah teori yang diterapkan bisa menyampaikan pesan yang dimaksud oleh bahasa sumber atau tidak.
KESIMPULAN
Penelitian penerjemah dan terjemahan sangatlah erat kaitannya dengan keberadaan penerjemah itu sendiri. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa hasil terjemahan bisa saja tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh bahasa sumber, mungkin juga kualitas hasil terjemahan yang kurang. Maka dalam hal ini sangatlah perlu untuk dilakukan penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dimaksudkan agar hasil terjemahan yang kurang sesuai atau bahkan menyimpang dari maksud bahasa sumber bisa segera diketahui agar pembaca tidak menerima pesan yang salah pula. Dan, otomatis mereka yang bisa melakukan kegiatan penelitian ini adalah seseorang yang harus memiliki kriteria seperti yang telah disebutkan di atas.
Untuk itu, tugas seorang penerjemah memang tidak boleh semata-mata menerjemahkan tetapi harus memperhatikan berbagai aspek agar hasil terjemahan tidak memiliki makna yang menyimpang dari bahasa sumber.
Dikirim Oleh | : | Penerjemah Tersumpah Jakarta |
: | penerjemahtersumpahjakarta@gmail.com | |
Kunjungi Website | : | http://penerjemahtersumpahjakarta.wordpress.com/ |
Baguas banget uraiannya, sob. :-bd
BalasHapusMemang perlu dilakukan penelitian hasil terjemahan untuk meningkatkan kualitas penerjemah dan penerjemahan kita.
Trims artikelnya